ORGANISASI
A. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
organisasi dibagi menjadi 4
yaitu: Wewenang, Hubungan Pelaporan, dan Pengelompokan
Kerja, dan Desain Kerja.
A.
WEWENANG
Terdapat
dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi) yang dipunyai oleh
manajer: pandangan klasik (classical view)
dan pandangan penerimaan (acceptance view).
A.1.
Pandangan Klasik
Menurut pandangan klasik wewenang datang
dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang
lebih bawah.
Tingkat paling atas, barangkali tuhan, kemudian diturunkan ke pemerintah atau
raja, atau masyarakat sebagai satu kelompok, dan kemudian diturunkan ke
individu. Menurut pandangan ini manajer mempunyai hak untuk memerintah, karena
merasa ada di tingkatan yang lebih tinggi, dan karyawan mempunyai kewajiban
untuk menjalankan perintah tersebut. Jika karyawan tidak mau mematuhi peraturan
yang berlaku, maka sebagai konsekuensi nya dia harus meninggalkan organisasi
tersebut atau mengubah peraturan jika memungkinkan.
A.2.
Pandangan Penerimaan
Menurut
pandangan ini, sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya memberi perintah.
Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi
oleh penerima perintah. Penerima perintah dapat menentukan apakah akan menerima
perintah atau tidak. Sisi negatif dari pandangan ini nampaknya mengarah pada
kekacauan dalam suatu organisasi karena karyawan tidak begitu saja mau menerima
perintah. Sisi positif nya adalah memberi tekanan terhadap karyawan.
Menurut
Barnar, seseorang akan menerima perintah
apabila dipenuhi empat kondisi yaitu:
1.
Dia dapat memahami
komunikasi
2. Dia
percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
3. Perintah
tersebeut tidak bertentangan dengan kepentingannya secara keseluruhan
4. Secara
fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut
A.3.
Wewenang Lini dan Staf
Dalam
organisasi, wewenang dapat dibedakan menjadi Wewenang Lini dan Wewenang Staf.
1.
Wewenang Lini
Wewenang
Lini dipunyai oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan
organisasi secara langsung. Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan
oleh garis yang menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat
bawah.
2.
Wewenang Staf
Wewenang
staf dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa tatau
nasihat kepada manajer lini. Staf ahli biasanya merupakan istilah yang menggambarkan
posisi tersebut. Staf ahli memberikan nasihat berdasarkan keahlian, pengalaman,
atau riset dan analisis yang diperlukan. Staf ahli juga dapat memberikan
bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian.
3.
Wewenang
Fungsional
Adalah
hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Bila
spesialis staf diberi wewenang fungsional oleh manajemen puncak maka dia
mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai dengan kegiatannya.
A.4.
Delegasi Wewenang
Efektivitas delegasi
wewenang akan mencakup beberapa hal :
1. Memutuskan
pekerjaan mana yang akan di delegasikan. Karena, tidak semjua pekerjaan dapat
di delegasikan.
2. Memutuskan
siapa yang akan memperoleh penugasan dalam hal ini
beberapa pertimbangan
dapat digunakan: Waktu yang dipunyai oleh karyawan, kemampuan yang dimiliki
oleh karyawan, dan kesempatan yang akan dimanfaatkan oleh karyawan.
3. Mendelegasikan
tugas. Tugas didelegasikan disertai dengan informasi dan pemberian wewenang
yang cukup.
4. Menetapkan
feedback. Feedback bermanfaat untuk
memonitor kemajuan yang dicapai oleh bawahan.
B.
HUBUNGAN PELAPORAN
B.1.
Rentang Kendali (Span of Controll)
A.
V. Graicunas, penulis manajemen klasik mengkuantisikan tentang manajemen
menjadi 3 jenis interaksi. 1) Langsung dengan bawahan (tatap muka), 2) Silang
yang merupakan hubungan antar bawahan, 3) Kelompok, yang merupakan hubungan
antar kelompok bawahan. Yang dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut:
|
Contoh:
Jika
ada dua bawahan, maka interaksi potensial ada (2 (2x2/2 + 2- 1) ) = 6. Jika
jumlah bawahan menjadi 5 , maka interaksi potensial menjadi 100. Semakin banyak
bawahan interaksi akan menjadi semakin kompleks.
B.2.
Keterbatasan Organisasi Formal
Meskipun bagan organisasi membantu memperjelas
siatuasi organisasi, tetapi harus diinget keterbatasan bagan organisasi.
C.
PENGELOMPOKAN KERJA
a. Pengelompokkan
berdasarkan Fungsi. Maksudnya,
kegiatan yang sama atau serupa dikelompokkan ke dalam satu bagian tertentu.
Sebagai contoh, kegiatan pemasaran, keuangan, dan produksi, dapat dikelompokkan
ke dalam bagian pemasaran, keuangan dan produksi.
b. Pengelompokkan
berdasarkan Produk. Kegiatan
dikelompokkan disekitar produk atau sekelompok produk tertentu.
c. Pengelompokkan
berdasarkan pelanggan. Berdasarkan
metode ini, kegiatan dikelompokkan berdasarkan pelanggan atau pebeli produk
organisasi.
d. Pengelompokkan
berdasarkan Lokasi.
e. Pengelompokkan
berdasarkan Kriteria lainnya.
Sebagai contoh organisasi dapat menggunakan basis waktu dengan personalia yang
lengkap untuk disetiap bagiannya.
f. Pertimbangan
lainnya. Pembagian kelompok kerja
dengan nama yang berbeda, missal Departemen atau Devisi.
D.
DESAIN KERJA
Desain
kerja dapat diartikan sebagai penatapan tanggun jawab kerja individu.
Pendekatan Desain Kerja :
a) Pendekatan
Mekanis atau Spesialisasi
Menurut Taylor,
pekerjaan yang kompleks harus dipecah kedalam pekerjaan yang lebih sederhana,
yang lebih mudah dipelajari dan dilakukan. Apabila
karyawan melakukan pekerjaan tersebut (yang telah dipecah) secara berulang-ulang
maka efisiensi kerja akan semakin meningkat.
b)
Pendekatan
Multifasional
Yaitu
model pendekatan desain kerja dengan tujuan memotivasi karyawan.
c)
Pendekatan
Biologi
Pendekatan
Biologi mencoba mendesain kerja dengan menggabungkan pertimbangan tubuh
manusia, dengan tujuan menciptakan kerja yang seaman mungkin.
d)
Pendekatan Motor
Kerja
di desain tidak melebihi kemampuan mental pekerja.[1]
B. DESAIN
ORGANISASI
Desain organisasi adalah proses memilih
struktur organisasi yang sesuai dengan strategi dan lingkungan tertentu. Desain
organisasi merupakan pola menyeluruh bagaimana suatu organisasi distrukstur.
Desain organisasi merupakan alat untuk mencapai strategi organisasi dan menjadi
faktor kunci yang menentukan kelangsungan hidup organisasi.
1.
PANDANGAN KLASIK
Henry Fayol, Frederic W.
Taylor, dan Max Weber merupakan penyumbang ide pandangan klasik. Pandangan
klasik yang berusaha mencari cara terbaik untuk desain organisasi dan percaya
pada organisasi struktur hirarkis dan wewenang formal yang resmi. Contohnya adalah Organisasi Birokrasi yang
dikemukakan oleh Max Weber.
2.
PANDANGAN
NEO-KLASIK
Pandangan Neo-Klasik
berusaha menonjolkan sisi manusiawi oragnisasi. Menurut mereka, organisasi
mempunyai dua tujuan: ekonomi dan kepuasan karyawan. Karena itu, pandangan
tersebut dering disebut sebagai pandangan perilaku. Beberapa tokoh aliran
Neo-Klasik adalah: Mac Gregor, Chris Argyris, dan Rensis Likert. Pendekatan Neo-Klasik tidak terlepas dari kritik.
Pengalaman menunjukkan, bahwa tidak semua pendekatan dapat efektif untuk semua
situasi dan fokus pada motivasi dianggap terlalu sederhana.
3.
TIPE ORGANISASI
a.
Organisasi Pasar atau Produk
Organisasi
pasar atau produk merupakan bagian dalam organisasi yang relative otonom.
Bagian tersebut dapat mengambil keputusan sendiri, tanpa memerlukan persetujuan
direktur utama, kecuali untuk beberapa masalah. Semangat kewirausahaan
melandasi aktifitas dalam organisasi tersebut.
b.
Struktur Matriks
Dalam
struktur organisasi matriks, karyawan mempunyai dua atasan yaitu fungsional dan divisional. Struktur organisasi matriks sekarang banyak digunakan
di berbagai organisasi, seperti manajemen konsultan, indsutri dan agen
periklanan. Tetapi, tidak semua organisasi cocok menggunakan organisasi matriks
karena berbagai alasan. Struktur matriks mempunyai beberapa keuntungan salah
satunya, struktur ini fleksibel karena tim kerja dapat dibentuk, diubah, atau
dibubarkan apabila telah selesai. [2]
DAFTAR PUSTAKA
M. Hanafi, Mamduh, Manajemen:
Unit Penerbitan dan Percetakan YKPN, Yogyakarta, 2011
P. Robbins, Stephen, dan Choulter, Mary, Manajemen edisi kedelapan: PT. Macanan
Jaya Cemerlang, 2009
R. Terry, George, dan W. Rue, Leslie, Dasar-dasar Manajemen: PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2005
Sutarto, Dasar-dasar
Organisasi: Gadjah Mada Univeristy Press, Yogyakarta, 1993
Sule, Ernie Tisnawati, dan Saefullah, Kurniawan, Pengantar Manajemen: Prenada Media,
Jakarta, 2006
No comments:
Post a Comment